Sama seperti pria, wanita ternyata juga memiliki masalah seksual yang lumayan rumit dalam rumah tangga. Namun, perempuan lebih bisa menutupi dan mempertimbangkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Seperti dilansir dari The Stir, The Journal of the American Medicine Association (JAMA) yang ditulis pada 1999 mengungkapkan masalah seks bisa dialami oleh pria dan wanita, namun paling sering dialami oleh wanita. Apa saja?
Hasrat seks yang kurang
Masalah ini hampir dialami oleh banyak orang, baik pria ataupun wanita. Namun yang paling sering mengalami kurangnya hasrat seksual adalah wanita.
Penyebab kurangnya gairah bercinta bisa karena kelelahan, stres karena masalah di kantor, masalah pribadi, maupun karena sedang dalam masa pengobatan.
Rasa sakit saat bercinta
Rasa sakit yang timbul ada saat bercinta umumnya disebabkan karena vagina yang kurang pelumas atau endometriosis. Dalam sejumlah kasus tertentu, sakit pada saat bercinta disebabkan oleh kondisi bawaan tubuh atau berbagai hal lain tergantung kondisi fisik seseorang.
Salah satu gejala fisik yang menyebabkan sakit pada saat bercinta secara medis dikenal dengan nama vulvodynia atau vulvar vestibulitis. Hingga kini para ahli masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab dari kondisi tersebut.
Jarang capai klimaks
Tidak dipungkiri lagi, kebanyakan wanita memang memiliki masalah pada sulitnya mencapai 'kenikmatan'. Wanita yang sulit terangsang memang sering dikaitkan dengan minimnya hasrat seksual.
Namun ada juga wanita yang sudah terangsang, namun sulit mencapai klimaks atau orgasme. Lagi-lagi stres dan frustasi menjadi penyebab pada masalah seks.
Organ intim kering
Keringnya organ intim wanita seringkali disebabkan oleh kurangnya libido. Hal ini erat hubungannya dengan sedikitnya rangsangan untuk membangkitkan libido. Keadaan vagina kering tersebut seringkali menyebabkan sakit saat terjadi penetrasi. Akibatnya banyak wanita yang trauma atau takut berhubungan seks karena kondisi ini.
Selain kurangnya llibido, keringnya vagina juga bisa disebabkan oleh proses menopause atau ketika seorang wanita sedang menyusui. Masalah psikologis seperti kecemasan ketika melakukan hubungan seks juga bisa menyebabkan kurangnya produksi cairan vagina.
Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya para wanita tidak menyepelekan foreplay atau pemanasan sebelum bercinta. Komunikasikan hal ini dengan pasangan agar bisa sama-sama mencari solusinya.