BERSILATURRAHMI itu termasuk amalan mulia yang berpahala besar. Ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada sesama manusia, tetapi juga pada dunia fauna dan flora serta mahluk jin. Hanya dengan syaitan kita tidak boleh bersililaturrahmi. Bahkan terhadap orang-orang muslim yang sudah wafat pun, Rasulullah SAW tetap menyuruh kita untuk terus menjalin silaturrahmi, yaitu dengan menziarahi kuburannya, mendoakannya dan atau berbuat baik kepada teman-teman dekat mereka yang masih hidup. "Ziarah kubur adalah Sunnah Rasulullah SAW. Ziarah juga adalah cara kita untuk mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita," demikian antara lain tulis K.H.Dr. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya "Memaknai Kematian". Al Quran mencontohkan diantara doa untuk mereka : "Tuhanku ampunilah orang-orang yang telah mendahului kami dalam keimanan" (QS.Al Hasyr : 10)
Allah SWT berfirman : "Dan sesungguhnya pada kehidupan hewan itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu". (QS.An-Nahl (16) : 66). Dalam hal bersilaturrahmi misalnya kita bisa mencontoh semut dan lebah. Semut binatang kecil pemakan gula tapi tidak pernah sakit gula (diabetes). Resepnya, pertama karena semut senang bersilaturrahmi. Tengoklah setiap berpapasan antara sesama semut sejenis mereka saling "bersalaman" yang terlihat dari kedua kepalanya saling ketemu. Kedua, bila seekor semut menemukan rezeki, mereka tidak mau makan sendiri tapi memberi tahu semut-semut lainnya. Setelah berkumpul, baru makanan itu mereka bawa kesatu tempat dan dinikmati bersama. Demikian juga lebah. "Lebah sangat disiplin dan mengenal pembagian kerja yang sangat baik. Sarangnya dibangun berbentuk segi enam, yang telah terbukti sangat ekonomis dan kuat dibandingkan bila segi empat atau lima". Antara tulis Ir. Permadi Alibasyah dalam bukunya "Bahan Renungan Kalbu". Menurut penyelidikan setiap sarang lebah dihuni oleh kurang lebih 90.000 ekor lebah. Karena masing-masing mentaati aturan mereka bisa hidup rukun dan tidak pernah terjadi perkelahian
sumber : munziar